-
Malik
Ilahude
-
Ilman
Halaq
-
Hamida
M. Pulubolo
-
Nurfiani
Karim
-
Sisilya
Makuta
-
Alan
W. Ali
-
Frangki
Hamdata
-
Mahmud
Dali
-
Amalia
Frinka D. Mado
-
Setiawan
-
Yayun
Lihawa
Dosen Pembimbing
Ibu Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T
Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu & Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015
Proses Terbentuknya Pulau Papua
Pulau
Papua adalah pulau yang terbentuk dari endapan (Sedimentation) benua Australia
dan pertemuan/tumbukkan antara lempeng Asia (Sunda Shelf) dan lempeng Australia
(Sahul Shelf) serta lempeng Pasifik sehingga mengangkat endapan tersebut dari
dasar laut Pasifik yang paling dalam ke atas permukaan laut menjadi sebuah daratan
baru di bagian Utara Australia. Proses pertemuan/tumbukkan lempeng dalam ilmu
Geologi disebut Convergent. Pertemua/tubukkan lempeng ini sehingga menyebabkan
terbentuknya gugusan pegunungan Tengah dan gugusan pegunungan di wilayah Kepala
Burung. (Hamilton, 1979; Dow et al., 1988).
Pemisahan daratan Papua, Australia,
dan Antartika oleh air laut berawal dari berakhirnya zaman es yang diperkirakan
terjadi sekitar 15.000 tahun yang lalu. Papua
merupakan lempeng Australia sehingga dapat ditemukan berbagai jenis bebatuan
yang mirip antara Australia dan Papua. Proses pengangkatan pulau Papua dari
Dasar lautan Pasifik sehingga kini telah ditemukan berbagai kerang (bia) dan
pasir laut di berbagai wilayah pegunungan Tengah dan Pegunungan Kepala Burung.
Akibat pengangkatan ini akhirnya pulau Papua mulai terhubung dengan benua
Australia sehingga mulai terjadi migrasi Hewan dan Manusia dari daratan
Australia ke wilayah Papua sebelum terjadinya pencairan es di kutub akibat
adanya pemanasan global. Proses geologi Papua ini baru terjadi sekitar 60an
jutaan tahun silam sehingga masih bisa ditemukan kerang di wilayah daratan
Papua.
a. Periode oligosen sampai pertengahan miosen (35,5
juta tahun)
Pada bagian belakang busur lempeng
kontinental Australia terjadi pemekaran yang mengontrol proses sedimentasi dari
kelompok batu gamping New Guinea
selama oligosen awal miosen dan pergerakan lempeng ke arah utara berlangsung
cepat dan menerus.
Pada bagian tepi utara lempeng
samudra solomon terjadi aktivitas penunjaman, membentuk perkembangan busur
melanesia pada bagian dasar kerak samudra selama periode 44-24 juta tahun yang
lampau (JT). Kejadian ini sering kedudukannya dengan kompleks intrusi yang
terjadi pada oligosen awal miosen seperti yang terjadi di Kepatusan Bacan,
Kompleks phorpiri West Delta Kali Sute di kepala burung Papua. Selanjutnya pada pertengahan
miosen terjadi pembentukan ophiolit pada bagian tepi selatan lempeng samudra
Solomon dan pada baian utara dan timur laut lempeng Australia. Kejadian ini membentuk
sabuk ofiolit Papua dan pada bagian kepala burung Papua diekspresikan oleh
adanya formasi Tamrau.
Pada akhir miosen terjadi aktifitas
penunjaman pada lempeng samudra Solomon ke arah utara membentk busur Melanesia
dan ke arah selatan masuk ke lempeng Australia membentuk busur kontinen Calc
Alkali Moon Utawa dan busur Maramuni di NewGuinea
b. Periode
miosen akhir sampai plitosen (15-2 juta tahun lalu)
Mulai dari meosen tengah bagian tepi utara
lempeng Australia di New Guinea
sangat dipengaruhi oleh karakteristik penunjaman dari lempeng Solomon.
Pelelehan sebagian ini mengakibatkan pembentukkan busur Maramuni dan Moon-Utawa
yang diperkirakan berusia 18-7 JT. Busur vulkanik Moon ini merupakan tempat
erjadinya prospek emas sulfida ephitermal dan logam dasar seperti di daerah
Apha dan Unigolf, sedangkan Maramuni di utara, lempeng samudra Solomon menunjam
terus di bawah busur Melanesia mengakibatkan adanya penciutan ukuran selama
miosen akhir.
Pada 10 JT, pergerakan lempeng Australia
terus berlanjut dan pengrusakkan pada lempeg samudra Solomon terus belangsung
mengakibatkan tumbukan diperbatasan bagian utara dengan busur Melanesia. Busur
tersebut terdiri dari gundukan tebal busur kepulauan gunung api dan sedimen
depan busur membentuk bagian landasan sayap miosen seperti yang diekspresikan
oleh Gunungapi Mandi di Blok Tosem dan Gunungapi Batanta dan Blok Arfak.
Kemiringan tumbukan ini mengakibatkan
kenampakan terbentuk sutur antara busur Melanesia dan bagian tepi utara lempeng
Australia yang diduduki oleh Busur Gunungapi Mandi dan Arfak terus berlangsung
hingga 10 JT yang lalu dan merupakan akgir dan penunjaman pada perkembangan
dari busur Moon Utawa. Kenampakan seperti jahitan ditafsirkan dari bentukan
tertutup dari barat ke timur mulai dari Sorong, Koor, Ransiki, Yapen, dan Ramu
Zona Patahan Markam.
Paska tumbukan gerakan mengiri
searah kemiringan ditafsirkan terjadi sepanjang Sorong, Yapen, Bintuni, dan
Zona Patahan Aiduna, membentuk kerangka tektonik di daerah kepala burung.Hal
ini diakibatkan oleh pergerakan mencukur dari kepala tepi utara dari lempeng
Australia. Kejadian yang berasosiasi dengan tumbukan busur Melanesia ini
menggembarkan bahwa pada akhir miosen usia bagian barat lebih muda dibanding
dengan bagian timur. Intensitas perubahan kearah kemiringan tumbukan semakin
bertambah ke arah timur.Akibat tumbukan tersebut memberikan perubahan yang
sangat signifikan dibagian cekungan.
Paparan di bagian selatan mengarahkan
mekanisme perkembangan jalur sesar naik papua.Zona selatan tumbukan yang
berasosiasi dengan sesar searah kemiringan konfergensi antara pergerakan ke
utara lempeng Australia dan pergerakan ke barat lempeng Pasific mengakibatkan
terjadinya resultante NE-SW tekanan deformasi.Hal itu mengakibatkan pergerakan
evolusi tektonik Papua cenderung ke arah utara-barat sampai sekarang.
Referensi:
Anari, John.”Terbentuknya Pulau Papua (Geology Papua)”. 31 Oktober 2015. http://rajawalinews.com/3723/terbentuknya-pulau-papua-geology-papua/
Margotomo, Fransiskus.“Misteri
Pulau Berusia Jutaan Tahun”. 31 Oktober 2015. https://misteridigital.wordpress.com/2007/06/30/misteri-pulau-berusia-jutaan-tahun/
Nawipa, Demianus.”Tektonik Geologi Papua”. 31 Oktober
2015. https://demimaki.wordpress.com/biokisah/tektonik-geologi-papua/






Tidak ada komentar:
Posting Komentar